Sabtu, 20 September 2008

Menjelang Tradisi Tumbilotehe

Selasa, 16 September 2008

Menjelang Tradisi Tumbilotehe
Makin Dijamin, Makin Berebut

Qouta tambahan Minyak Tanah (MT) sebanyak 450 Kilo Liter (KL) dialokasikan Pertamina Makassar bagi Provinsi Gorontalo khusus ramadhan hingga lebaran nanti. Dengan begitu dapat dipastikan ketersediaan minyak tanah di Provinsi Gorontalo selama pelaksanaan ramadhan 1429 H aman. Namun kondisi di lapangan, jaminan tersebut ternyata belum bisa menghapus trauma masyarakat. Keremunan antrian berebutan minyak tanah masih mewarnai setiap pangkalan minyak tanah di daerah ini..



Sumber : www.GorontaloPOst.info


ANTRIAN warga untuk mendapatkan minyak tanah tak pernah surut meski pemerintah menjamin ketersediaan minyak tanah.

Hasanudin Djadin
Berbagai upaya dan strategi diterapkan Pemprov Gorontalo untuk menyikapi kesulitan masyarakat mendapatkan minyak tanah (MT). Apalagi mengingat selama pelaksanaan kebutuhan minyak tanah semakin meningkat. Kegiatan tumbilotohe atau malam pasang lampu merupakan tradisi yang tidak bisa terlewatkan bagi setiap warga Gorontalo. Sudah barang tradisi ini sangat terkait erat dengan ketersediaan minyak tanah.

Surat permintaan qouta tambahan minyak tanah pun dilayangkan Pemprov Gorontalo ke pihak Pertamina. Upaya itu pun berbuah hasil positif. Sebanyak 450 KL jatah minyak tanah tambahan di alokasikan Pertamina Makassar ke Provinsi Gorontalo. Alokasi tersebut di luar jatah minyak tanah Provinsi Gorontalo yang telah ditetapkan sebelumnya yakni sekitar 98 KL per hari.

Pendistribusian alokasi tambahan ini pun mulai dilaksanakan sejak pekan lalu dengan jatah tahap pertama sebanyak 100 KL, yang kemudian akan diikuti oleh pendistribusian tahap II sebanyak 150 KL dan tahap III sebanyak 100 KL.

Dengan adanya alokasi tambahan tersebut diharapkan kesulitan minyak tanah yang dialami masyarakat Gorontalo selama ini bisa teratasi. Antrian minyak tanah di pangkalan berkurang, dan tidak ada lagi masyarakat yang tidak memeroleh minyak tanah.

Sayang, harapan tersebut belum sepenuhnya terwujud. Kenyataan di lapangan antrian warga yang tumpek blek sambil membawa gallon masih terlihat di setiap pangkalan minyak tanah yang ada. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang terpaksa saling dorong hanya untuk mendapat jatah 3-5 liter per orang.

Tak pelak, tak kurang dari dua jam, pangkalan minyak tanah yang baru saja mendapat distribusi dari mobil tangki langsung tutup. ‘Minyak Tanah Habis’ tulisan pada papan/tripleks dipasang pemilik pangkalan untuk memberitahukan bahwa minyak tanah di pangkalan sudah habis terjual.

Mengertinya warga tidak lagi panik dan berebut dengan adanya alokasi tambahan minyak tanah. Tapi ternyata alokasi tambahan itu belum mampu mengobati kekhawatiran dan rasa trauma masyarakat. Perasaan pesimis terhadap pernyataan pemerintah terkait ketersediaan minyak tanah ini memang sulit dihilangkan. “Tahun lalu dibilang minyak tanah ada, pas mo malam pasang lampu tidak ada sama sekali,” ungkap sejumlah ibu rumah tangga yang sedang antri minyak tanah di salah satu pangkalan di Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo.

Trauma akan kelangkaan minyak tanah khususnya di saat-saat mendekati pelaksanaan tradisi tumbilotohe memang sangat beralasan sehingga para warga harus berebut minyak tanah. Pengalaman tahun lalu yang membuat sebagian besar warga di daerah ini antri dari pagi sampai sore hari hanya untuk mendapatkan minyak tanah masih sulit dihapus

Tidak ada komentar: